Sabtu, 23 April 2011

Larangan Shalat Setelah Shalat Ashar dan Setelah Shalat Subuh

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam melarang shalat setelah shalat ashar hingga matahari terbenam, dan setelah shalat subuh hingga matahari terbit". (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Yang Berkenaan Dengan Shalat Wustha

Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata, "Orang-orang musyrik pernah menghalangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam dari mengerjakan shalat ashar, sehingga matahari memerah atau menguning. Maka, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassala, "Mereka telah menghalangi kita untuk shalat Wustha, yaitu shalat ashar. Semoga Allah memenuhi rongga tubuh dan kubur mereka dengan api". (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Rabu, 20 April 2011

Beratnya Resiko Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Orang Yang Meninggalkan shalat Ashar bagaikan orang yang kehilangan keluarga dan hartanya." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Kamis, 07 April 2011

Awal Waktu Shalat Ashar

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam melakukan shalat ashar ketika matahari masih tinggi dan panas. Kemudian seseorang pergi ke tanah yang tinggi, maka sesampai di sana matahari pun masih tinggi.
Al-Ala' bin Abdurrahman berkata, "Kami pernah mendatangi Anas bin Malik di rumahnya di Bashrah ketika dia pulang dari shalat zuhur, sedangkan rumahnya di samping masjid. Ketika kami masuk ke rumahnya, dia bertanya, "Apakah kamu telah melakukan shalat ashar?" Kami menjawab, 'Kami baru saja pulang dari shalat zuhur.' Dia berkata, 'Kerjakanlah shalat ashar!' Kami pun kemudian mengerjakan shalat ashar. Ketika kami kembali, dia berkata, Saya telah mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Demikian itu adalah shalat orang munafik, yang duduk mengintai matahari (menganggap waktu masih lama). Sehingga, apabila matahari telah berada di antara dua tanduk setan (hampir terbenam), barulah dia mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa empat rakaat tanpa mengingat Allah di dalam shalat kecuali sebentar saja."
(Hadits dituturkan oleh Muslim)

Shalat Zuhur di Awal Waktu

Khabbab r.a. berkata, "Kami datang kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam lalu kami mengadu mengenai teriknya matahari, namun beliau tidak menerima pengaduan kami (untuk penundaan shalat zuhur)." Kata Zuhair, "Saya bertanya kepada Abu Ishaq, 'Apakah sudah Zuhur?' Dia menjawab, "Ya" Saya bertanya lagi, "Apakah segera kita melakukan shalat." Dia menjawab, "Ya" (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Rabu, 06 April 2011

Larangan Melakukan Shalat Sunnah Ketika Matahari Terbit dan Terbenam

Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam tidak meninggalkan shalat dua rakaat setelah ashar." Kata perawi, "Aisyah mengatakan, 'Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Janganlah kamu memilih untuk shlata tepat ketika matahari terbit dan terbenam, lantas kamu melakukan shalat pada waktu tersebut." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Shalat Lima Waktu Sebagai Penghapus Dosa Antara Satu Shalat Dengan Yang Sesudahnya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Shalat lima waktu adalah pelebur dosa antara satu shalat dengan yang lain. Begitu pula shalat Jum'at hingga Jum'at berikutnya, selama tidak dilakukan dosa besar. Puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya adalah pelebur dosa antara keduanya apabila dosa besar dijauhi." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Selasa, 05 April 2011

Kisah Perang Uhud (Bagian II)

Genderang perang semakin nyaring saja bunyinya, kuncuran darah, ringkikan kuda, dencing suara pedang semakin menambah warna kental suasana bumi Uhud saat itu. Perang berkecamuk merata di setiap titik bak kobaran api menjalar membakar rerumputan kering, jagoan-jagoan Islam benar-benar menampakkan kehebatan dan kepiawaian mereka dalam putaran perang kali ini, militansi pasukan Islam merupakan buah dari kekuatan iman yang merasuk dan terpatri kuat dalam hati mereka, seakan-akan iman telah memenuhi setiap pembuluh darah mereka, kecilnya jumlah tak menyiutkan nyali para pejuang demi tegaknya agama Allah Subhanahu wa ta'ala di muka bumi. Mereka begitu yakin bahwa kematian tidak akan dipercepat dengan perang dan tidak pula diundur dengan meninggalkannya. Bermodalkan iman dan semangat membaja mereka bertawakal kepada Rabbul Alamin menggadaikan nyawa mereka demi kenikmatan abadi disisi Allah subhanahu wa ta’alaAl-Jannah (surga). 

Kisah Perang Uhud (Bagian I)

Kaum Quraisy seperti Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayah, dan Abu Sufyan bin Harb - (sebelum mereka masuk Islam) bangkit sebagai pelopor-pelopor yang sangat getol mengorbankan api balas dendam terhadap Islam dan pemeluknya. Para orator ulung bangsa Arab tersebut menempuh langkah-langkah jitu untuk memuluskan program balas dendam tersebut, mula-mula mereka melarang warga Makkah meratapi kematian korban tewas perang Badar kemudian menunda pembayaran tebusan kepada pihak muslim untuk membebaskan tawanan Quraisy yang masih tersisa di Madinah. Mereka sibuk menggalang dana untuk menyongsong aksi balas dendam, mereka datang kepada para pemilik kafilah dagang Quraisy yang merupakan pemicu utama terjadinya perang Badar, seraya menyeru: ”Wahai orang-orang Quraisy! Sungguh Muhammad telah menganiaya kalian serta membunuh tokoh-tokoh kalian! Maka bantulah kami dengan harta kalian untuk membalasnya! Mudah-mudahan kami bisa menuntut balas terhadap mereka.”

Kewajiban Shalat Masing-masing Dua Rakaat

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa shalat itu pertama kali difardhukan dua rakaan. Lalu, ditetapkanlah shalat dalam bepergian (dua rakaat) dan disempurnakan bilangan rakaat shalat bagi yang tidak bepergian (mukim). Az-Zuhri mengatakan, "Saya bertanya kepada Urwah, 'Bagaimana dengan Aisyah yang menyempurnakan jumlah rakaat dalam shalat safar?' Urwah menjawab, "Aisyah membuat takwil (penafsiran) sebagaimana yang dilakukan oleh Utsman." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Ucapan Menirukan Azan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru ibnul Ash r.a. bahwa dia pernah mendengar Nabi Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Apabila kamu seorang mendengar seorang muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena sesungguhnya barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah memberinya sepuluh shalawat. Lalu, mintakanlah kepada Allah wasilah' untukku. Wasilah adalah derajat (kedudukan) di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Allah, dan aku berharap agar aku adalah hamba Allah tersebut. Barangsiapa memintakan wasilah kepada Allah untukku, maka dia berhak mendapat syafaat." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Menggenapkan Azan dan Mengganjilkan Bacaan Iqamah

Anas r.a. berkata, "Bilal diperintah untuk menggenapkan bacaan azan dan mengganjilkan bacaan iqamah." Yahya menambahkan di dalam haditsnya dari Ibnu Ulaiyyah, Maka, hal itu saya ceritakan kepada Ayyub lalu dia mengatakan, 'kecuali lafal iqamah (Qad qaamatish shalaah)". (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Senin, 04 April 2011

Permulaan Azan

Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Ketika kaum muslimin sampai di Madinah, mereka berkumpul menunggu tibanya waktu shalat tanpa ada seorangpun yang menyerukan panggilan shalat. Sehingga, pada suatu hari mereka memperbincangkan hal itu. Sebagian mereka mengusulkan, 'Gunakanlah lonceng seperti lonceng orang nasrani.' Sebagian lagi mengusulkan, 'Gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi.' Maka, Umar r.a. mengatakan, "Mengapa tidak Anda utus orang yang menyerukan panggilan shalat?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam mengatakan, "Hai Bilal! Berdirilah, kemudian kumandangkan panggilan shalat." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Keutamaan Para Muadzin

Isa bin Thalhah berkata, "Saya pernah berada di sisi Muawiyah bin Abi Sufyan r.a. lalu ia didatangi oleh seorang muadzin yang mengajaknya shalat. Maka, Muawiyah mengatakan, "Saya pernah mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Para muadzin itu berleher paling panjang nanti di hari kiamat." (Hadits dituturkan oleh Muslim)

Jumat, 01 April 2011

Meninggalkan Shalat Adalah Kafir

Jabir r.a. berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah Shallalahu 'alaihi wassalam bersabda, "Batas antara seseorang dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat." (Hadits dituturkan oleh Muslim)