Senin, 21 Februari 2011

Wanita Yang Masuk Neraka Karena Seekor Kucing

Sudah merupakan kewajiban bagi sesama makhluk Allah untuk saling tolong menolong dan tidak menyiksa  baik dengan sesama manusia maupun  dengan hewan. Berikut ini merupakan kisah dari seorang wanita yang masuk neraka karena berbuat zalim terhadap seekor kucing. Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi bersabda, "Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati. Dia masuk neraka karenanya. Dia tidak memberinya makan, dan minum sewaktu mengurungnya. Dia tidak pula membiarkannya dia makan serangga bumi."


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah melihat wanita yang mengikat kucing ini berada di neraka manakala beliau melihat surga dan neraka pada shalat gerhana. Dalam Shahih Bukhari dari Asma' binti Abu Bakar bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Lalu neraka mendekat kepadaku sehingga aku berkata, 'Ya, Rabbi, aku bersama mereka?' Aku melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing. Aku bertanya, 'Bagaimana ceritanya?' Mereka berkata, 'Dia menahannya sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan.'" Nafi' berkata, "'Menurutku dia berkata, 'Mencari makan dari serangga bumi.'"
Muslim meriwayatkan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang melihat seorang wanita yang mengikat kucing berada di neraka, dari Jabir. Di dalamnya terdapat keterangan bahwa wanita itu berasal dari Bani Israil. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa wanita itu berasal dari Himyar. 
Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas minta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Rabbnya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.
Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Allah yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Allah telah menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga yang ditangkapnya.
Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga dia masuk neraka. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di neraka. Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala surga dan neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.

Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 385 --388.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar